Bengawan Solo
\
Pagi ini di sebuah wag yang saya ikuti diperbincangkan lagu Bengawan Solo mana yang lebih “nges” yang dinyanyikan oleh seorang Korea dalam bahasa Korea itu, atau yang dinyanyikan oleh Sundari Sukoco.
Dalam bahasa Indonesia tentunya.
***
Bengawan Solo memang sungai yang fenomenal di Jawa Tengah dan Jawa Timur, tempat batang ini melintas. Jika Brantas hanya di Jawa Timur, maka Sungai Bengawan Solo lebih panjang, berada di dua provinsi.
Tapi, eh, Sungai Bengawan Solo? Bukankah bengawan juga berarti sungai, seperti sering digunakan oleh para dalang dengan menyebut “Bengawan Silugangga”? Menyebut Bengawan Solo mestinya sudah berarti sungai yang itu, yang “mata airmu dari Solo, terkurung Gunung Seribu”.
- Baca juga: Sebutan Ganda
***
Berkunjung ke Bengawan Solo, beberapa hari yang lalu, saya masih melihat kejayaannya. Dulu memang digunakan untuk lalu-lalang warga dan komoditas dengan berbagai jenis perahu. Sejalan dengan perkembangan moda transportasi, sekarang kita lebih suka menggunakan transportasi jalan seperti kereta, mobil, sepeda, atau kuda.
Dari sisi transportasi memang peran Bengawan Solo telah berkurang, namun tetap saja menjadi tumpuan hidup di masyarakat yang tinggal di sisi sungai ini. Mereka langsung mendapatkan hasil dari sungai seperti dengan menjala ikan, atau memanfaatkan airnya untuk pertanian. Listrik juga diproduksi di aliran Bengawan Solo, sehingga manfaat dari keberadaan sungai ini juga menyebar ke seluruh Jawa-Bali dengan sistem interkoneksi PLN.
Oleh karena itu, sungai terpanjang di Jawa ini perlu dilestarikan, dipelihara agar tetap mendatangkan manfaat. [z]