Sepak Sejarah
\
Sepak bola tidak sekadar dua puluh dua orang berebut kulit bundar dalam waktu satu setengah jam. Banyak aspek terlibat di dalam permainan ini sehingga dapat dianggap sebagai sangat bermakna.
Baca juga:
Event festive terkait sepak bola seperti Piala Dunia akan dikenang terus. Para penonton yang datang ke stadion-stadion penyelenggaraan pertandingan, dapat membeli cendera mata agar pertandingan yang ditontonnya dapat terbayang terus hingga di rumah. Bahkan, orang-orang yang tidak nonton pun dapat membelinya.
Saya rasa saya punya mug atau tumbler merchandise dari Piala Dunia Afrika Selatan, meski tahun 2010 itu saya tidak menonton ke sana, bahkan, mungkin saya hanya nonton finalnya saja dari televisi. Tentu, sebagai cabang komersial dari event tersebut, cendera mata akan beredar di seluruh dunia. Jika bisa, sedunia orang memilikinya. Saya membelinya di sebuah minimarket di pinggir kota Yogyakarta.
Saya juga tidak paham benar dengan pertandingan-pertandingan yang berlangsung dan tidak melibatkan diri secara emosional pada kesebelasan-kesebelasan tertentu. Entah nanti jika tim Indonesia ikut Piala Dunia.
Saya ingin ringkasannya saja. Mengenang dan menikmati berbagai pertandingan yang telah dimulai hampir seabad yang lalu itu melalui ringkasan yang disajikan dalam buku-buku populer. Terbaru, maksudnya yang terbaru saya miliki, adalah buku lawas, berisi gambar-gambar karikatural. Tahun 2010 jika tak salah. Di rumah mertua yang suka bola, saya juga menemu buku yang mirip, dari penerbit lain. Buku terbitan tahun 2014 itu malah lebih panjang rentang waktunya, 1930 hingga 2022 yang baru berlangsung sekarang, delapan tahun setelah buku diterbitkan. Mungkin itu yang disebut sejarah masa depan.
***
Peristiwa-peristiwa penting akan selalu diingat dengan berbagai cara. Ada yang membuat monumen, ada yang membuat upacara peringatan, ada yang membuat terbitan-terbitan dokumentatif. Nilai-nilai, pengalaman masa lalu, adalah sesuatu yang terlalu berharga untuk dilewatkan. Dalam istilah yang digunakan oleh salah satu buku itu adalah “Sejarah yang Lewat Begitu Saja”.
Lewat dengan cepat, secepat sambaran Mbape atas bola untuk disarangkan ke gawang Argentina. Update: saya akhirnya nonton final Piala Dunia 2022, 18 Desember. Lewat televisi tentunya. [z]