Undangan
/
Pagi itu saya masuk ruang di kantor, mak tratap, melihat di atas meja terdapat sepucuk undangan manten.
***
Undangan atawa ulem dalam bahasa Jawa, sering dikirim oleh sanak saudara, sahabat kolega, atau para tetangga, yang akan punya hajat, duwe gawe. Bahkan, kadang para mahasiswa juga mengirim undangan kepada saya untuk menghadiri pernikahan mereka.
Satu kehormatan jika kita mendapat undangan manten, dan akan sangat bersyukur jika kita dapat menghadirinya. Menurut guru agama saya di SMP dulu, menghadiri undangan sesama muslim itu wajib hukumnya. Tentu tidak semua orang gembira mendapat undangan karena sesuatu hal, bahkan ada yang langsung mengekspresikan ketidaksukaan ketika mendapat undangan.
Di sisi empunya hajat juga tidak mudah untuk memilih siapa saja yang akan diundang. Jadi, mungkin jika kita mendapat undangan berarti termasuk dua ratus orang terdekat–secara formal.
***
Satu undangan yang beberapa waktu lalu beredar, terlihat sungguh menggembirakan penerimanya. Di status dan postingan di media sosial, mereka mengunggah foto undangan yang didapat, dan atau atau 🙂 foto ketika menghadiri undangan tersebut. Betapa tidak, mereka menghadiri pernikahan yang begitu agung dan terkenal itu. Liputan media tak henti berhari-hari, karena yang kagungan kersa, duwe gawe, empunya hajat, adalah orang nomor satu di negeri ini, Pak Jokowi.
Saya rasa pengundangnya akan mendapat pahala karena menggembirakan orang lain.
***
Oh ya, undangan yang terletak di atas meja itu berasal dari seorang kolega di satu organisasi. Alhamdulillaah, saya berkesempatan menghadiri resepsi pernikahan anaknya yang diselenggarakan di kawasan Yogyakarta utara. Semoga mereka menjadi keluarga yang sakinah … [z]