Piknik
\
Dalam pemahaman umum, piknik adalah pergi, biasanya bareng-bareng, ke tempat wisata. Istilah “resmi” adalah wisata, atau berwisata, yaitu pergi keluar dari wilayah kediamannya untuk kegiatan selain bekerja. Tetangga-tetangga saya menyamakan piknik dengan rekreasi, pokoknya pergi buat bersenang-senang di tempat wisata.
Nonton bioskop tidak termasuk piknik, meski dilakukan di kota (lain), kecuali nonton bioskop di tempat wisata. Sekarang kan banyak tempat wisata menawarkan bioskop, yang disebut bioskop tiga dimensi atau malah empat dimensi itu.
Saya ngikut piknik, dua hari berturut-turut. Namun, karena piknik “harus” ke “tempat wisata”, yaitu tempat-tempat resmi yang dijadikan sebagai “objek wisata”, maka dua hari itu saya menemukan banyak orang yang juga pergi piknik. Maunya, bersenang-senang.
***
Piknik konvensional, gaya lama, yang dipahami umum, memang ke tempat tujuan piknik sehingga di waktu tertentu seperti hari libur, akan bertemu dengan banyak orang yang bertujuan sama. Dengan kumpulan banyak orang itu, jalan mungkin macet. Banyak pula yang menjajakan barang dan jasa, mungkin juga ada panggung hiburan yang artinya adalah ada penyanyi dan musik. Ada juga horen, alias toa, yang memberikan pengumuman kepada pengunjung, atau menawarkan sesuatu.
Riuh rendah.
Mungkin bagi banyak orang hal itu tidak bermasalah. Piknik adalah pergi ke tempat lain, tempat rekreasi, untuk melihat. Niatnya adalah agar tau ngerti, pernah melihat, tempat tersebut yang mungkin terkenal itu.
Beberapa orang merasa tidak lagi nyaman piknik semacam itu, karena tidak dapat menikmati tempat tujuan wisatanya. Maka muncullah sebutan hidden gem, tempat piknik “indah” yang belum banyak terekspos dan dikunjungi banyak orang.
***
Di dua piknik kemarin, saya berjalan cepat melewati berbagai wahana yang ditawarkan, dan memilih duduk di suatu sudut atau cari restoran. Menjauh dari hiruk pikuk. [z]
- Baca juga: Pelesir