Angkringan
\
Jika mendengar kata “Yogyakarta”, saya rasa salah satu ingatan yang muncul adalah angkringan dengan gambaran adalah makanan pinggir jalan (street food) yang dijajakan di atas gerobak. Angkringan beremansipasi, juga masuk ke bangunan-bangunan seperti restoran dan hotel, yang biasanya juga mengusung gerobak sebagai aksesoris.
Perkara perlengkapan gerobak ini, tahun 90-an awal muncul di Yogyakarta warung-warung malam hari di atas trotoar atau di sudut kampung, yang menggunakan gerobak untuk membawa segenap makanan dan minuman dan perlengkapan lain seperti bangku dan tenda. Setiap malam para pedagang ini berangkat dari pool untuk berjualan di tempat yang dipilih hingga subuh. Setelah itu mereka akan kembali mendorong gerobak ke pool untuk beristirahat dan menyiapkan keperluan untuk malam berikutnya.
Waktu itu namanya bukan angkringan, melainkan warung kucing, atau hik. Kata hik konon pengaruh dari Solo, atau Kota Surakarta, yang lebih awal memiliki model warung pinggir jalan ini.
Perkara nama angkringan, entah kapan muncul menggantikan hik.
***
Istilah “angkring” dulu saya kenal sebagai alat pikul penjual makanan, misalnya soto atau dawet. Jika kita lihat gambar-gambar lama zaman Kolonial, para penjual makanan tepi jalan menggunakan pikulan ini juga berjualan kudapan kurang lebih seperti angkringan sekarang.
Jadi, angkringan mungkin bukan alat gerobaknya itu, tetapi rasanya lebih terkait dengan tipe atau jenis makanan yang dahulu biasa dijajakan dengan angkring.1
***
Beberapa tulisan di Internet mencoba mencari asal nama “angkring” ini dan menghubungkannya dengan perilaku para pembeli, yang bisa menangkringkan kaki. Entah nangkring pada apa, mungkin pada kursi. Boleh jadi, sebenarnya yang nangkring adalah angkringnya, pikulan-nya, yaitu nangkring pada bahu si penjual saat sedang dibawa berjalan.
Wallaahua’lam. [z]
- Seingat saya Angkringan Omah Londo di Solo yang menggunakan bangunan kolonial itu malah tidak menggunakan gerobak. Semua makanan ala pinggir jalan, food street, dijejer rapi pada rak-rak dan meja. [↩]