Klustering menu
\
Tempat makan seperti warung atau restoran sering memiliki menu yang banyak, sehingga pilihan bagi pengunjung menjadi luas. Namun, tentu itu memerlukan pengaturan yang baik dari rumah makan karena mungkin menjadi lebih rumit dalam pengelolaan dapur.
Ada warung yang membatasi jenis menu. Misalnya Warung Mak Beng di Sanur. Seingat saya hanya satu paket makanan, namun warung ini sangat terkenal. Contoh lain misalnya tempat yang mengandung nama warung bakso, warung burjo, atau warung gudeg yang seringnya hanya menjual satu menu utama.
Beberapa warung membuat klustering menu, misalnya bakso dan mie ayam, atau sop dan soto. Sate, biasanya bareng dengan gule dan tongseng, sekarang juga ditambah dengan tengkleng. Warung mi goreng dengan nasi goreng dan mi godhog. Sering pula ditambah dengan rica-rica ayam karena menggunakan tulang temulang sisa tetelan daging ayam.
Satu warung yang saya kunjungi kemarin cukup kreatif. Klusteringnya cukup ringkas namun memberikan pilihan yang banyak. Ada dua kelompok menurut seperhatian saya, yaitu pecel–lotek–gado-gado, dan kupat tahu–tahu guling. Di antara kedua kelompok itu disajikan juga tahu gimbal, yang menurut lidah dan mata saya makanan itu merupakan campuran antara kelompok pecel dan kelompok kupat tahu. Kuah cair yang legit khas gula jawa namun bercampur dengan bumbu kacang yang lebih banyak daripada umumnya kupat tahu.
Nyaris seperti pecel dicampur kupat tahu.