Masjid Nusantara, Jelajah Pustaka
\
Bagian dari tulisan bibliografis “Mencatat dan Membicang Bangunan Masjid Lama”.
Salah satu tulisan tertua mengenai masjid di keseluruhan wilayah Nusantara mungkin adalah karya W.F. Stutterheim, ahli sejarah dan arkeologi, yang menulis “Moskee-onderzoek in den Archipel” (“Penelitian Masjid di Nusantara”) pada tahun 1937. Saat itu ia baru saja menggantikan F.D.K. Bosch sebagai kepala Dinas Purbakala.
Hampir dua puluh tahun setelah kemerdekaan, Sutjipto Wirjosuparto, sejarahwan yang kemudian menjadi guru besar di UI, menulis “Sejarah Bangunan Mesdjid di Indonesia”, dalam Almanak Muhammadiyah pada sekitar tahun 1962. Pada waktu yang kurang lebih sama, ia menerbitkan “Sedjarah Pertumbuhan Bangunan Mesdjid di lndonesia”, pada majalah (?) Fadjar, tahun 1961.
Beberapa dekade kemudian, satu bab tentang masjid di Indonesia, ditulis oleh arkeolog senior Uka Tjandrasasmita, dalam buku Nafas Islam Kebudayaan Indonesia, yang diterbitkan oleh Festival Istiqlal pada 1991. Pada buku tersebut, Pak Uka menulis artikel berjudul “Arsitektur”. Khusus tentang masjid-masjid di Indonesia, Festival Istiqlal menerbitkan buku tersendiri, juga berjudul “Arsitektur”.
Tahun 1999 terdapat beberapa buku yang terbit tentang masjid di Indonesia. Abdul Baqir Zein menulis buku Masjid-Masjid Bersejarah di Indonesia setebal 382 halaman, mencakup wilayah tidak kurang dari 23 provinsi termasuk Timor-Timur; Badan Litbang Agama, Departemen Agama RI menerbitkan buku Sejarah Masjid-Masjid Kuno di Indonesia setebal 241 halaman, dan Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Ditjen Kebudayaan menerbitkan Masjid Kuno Indonesia setebal 227 halaman.
Pada akhir dasa warsa ’90-an, muncul CD interaktif dari Jurusan Teknik Arsitektur ITB yang diberi judul Masjid2000. “Sebuah upaya awal untuk merekam sejarah, filosofi dan tehnik membangun mesjid di Jawa selama enam abad lebih…” tertulis pada narasi pembuka. Konon penerbitan CD ini dilanjutkan tahun 2001 dengan beberapa seri: Sumatera (Seri II), Kalimantan, Sulawesi dan Maluku (Seri III), dan Bali, Lombok dan Nusa Tenggara (Seri IV).
Tahun 2000, Yulianto Sumalyo menerbitkan buku Arsitektur Mesjid dan Monumen Sejarah Muslim. Dalam buku tersebut terdapat deskripsi berbagai masjid lama di Indonesia, yang menjadi satu bab dengan masjid-masjid di Asia Tenggara.
Tahun 2005 terbit buku Direktori Masjid-Masjid Bersejarah dan Ternama di Indonesia, hasil kerjasama Dewan Masjid Indonesia dan Sekretariat Wakil Presiden. Setahun kemudian, yaitu tahun 2006, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menerbitkan buku tebal dan besar berjudul Ziarah Masjid dan Makam, berisi tentang masjid-masjid dan makam yang diziarahi di berbagai tempat di Aceh dan di Jawa. Dengan mencakup semua wilayah dan waktu, Fahmi Prihantoro menulis “Masjid: Ekspresi Arsitektur Religi” pada buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Jilid 5. Tulisan tersebut mencakup sejarah masjid di Indonesia, penggunaan kubah, masjid-masjid lama, hingga masjid baru yang populer dan mengundang perhatian masyarakat.
Kees van Dijk menulis “Perubahan Kontur Masjid” pada buku Masa Lalu dalam Masa Kini: Arsitektur di Indonesia. Artikel yang terjemahannya terbit di Indonesia tahun 2009 ini berisi tentang perkembangan arsitektur masjid di Indonesia, dari catatan orang Barat di masa lalu hingga bangunan modern di masa kini. Tahun 2010 terbit Peran Masjid Bersejarah bagi Pewaris Peradaban Kebudayaan Nusantara. Buku setebal 113 halaman ini diterbitkan oleh Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia. Pada saat bersamaan, Pak Tawalinuddin Haris menerbitkan artikel “Masjid-masjid di Dunia Melayu Nusantara” pada jurnal Suhuf.
Dari karya ilmiah yang (mungkin) belum diterbitkan, terdapat Isman Pratama Nasution yang pada 2010 menulis laporan penelitian berjudul “Masjid Keraton di Indonesia: Representasi dan Kekuasaan”. Laporan tersebut ditujukan kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat UI. Beberapa tahun kemudian, yaitu 2014, ia menulis disertasi “Masjid Kerajaan di Indonesia Abad 16-20 Masehi sebagai Representasi Kuasa”, pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI.
Tahun 2012, terbit buku Masjid-Masjid Kuno di Indonesia: Warisan Budaya dari Masa ke Masa, tulisan Asti Kleinsteuber dan Syafri M. Maharadjo. Buku ini setebal 678 halaman.
Pada komponen masjid, Mohammad Ridwan menulis “Menara-Menara Mesjid Abad XVI XIX M (Sebuah Tinjauan Bentuk)” (skripsi Arkeologi FS UI, 1997) dan Isman Pratama Nasution tahun 1990 menulis “Mihrab Masjid Kuno” yang diterbitkan dalam buku Monumen. [z]
Tulisan bibliografis lain tentang bangunan masjid lama di Indonesia pada tautan-tautan berikut.