Tidak terasa, Museum Kolong Tangga telah berusia 17 tahun. Beberapa kali saya mengunjunginya, tentu dahulu saat masih buka di Taman Budaya Yogyakarta, di kolong tangga lantai dua, yang kemudian menjadi nama museum ini. Usia ini tentu bukan hal yang pendek mengingat berbagai hal yang telah dilalui oleh Museum Kolong Tangga, termasuk dua kali menyesuaikan nama.
Peristiwa, capaian, kondisi di masa lalu merupakan salah satu aspek yang menjadi potensi untuk dieksplor menjadi tema-tema dalam presentasi museum, tentu melalui objek.
Pengelolaan Warisan Budaya atau Cagar Budaya sering terkendala dari fungsinya sudah menurun, juga karena masyarakat dan pemangku kepentingan kurang peduli akibat fungsi yang menurun itu.
Meski film dipandang mendatangkan manfaat bagi museum, namun tidak mudah untuk mewujudkan film yang diakuisisi oleh museum, baik buatan sendiri atau pihak lain. Umumnya museum memiliki keterbatasan, baik dalam SDM maupun pendanaan, sehingga film bukan prioritas.
