Saya mendapati berbagai buku yang menceritakan Sri Sultan Hamengkubuwono IX selain Tahta Untuk Rakyat tahun 1982 yang terkenal itu, hingga kemudian diluncurkan ulang tahun 2011. Mestinya masing-masing isi buku berbeda dalam kedalaman, sisi, dan visi penulisan.
Salah satu upaya promosi dari toko ini adalah dengan membuat terbitan setiap bulan, yang bernama Allerhande. Pada terbitan nomor dua tahun 2012 ini, bulan Maret, tema yang diangkat adalah rijst & noodels, alias nasi dan mi.
Apakah sebaiknya saya katakan: buku ini bagus kovernya tetapi bukan isinya? Banyak sisi dari sebuah buku. Di masa lalu, kover dan aspek tampilan lainnya juga penting. Naskah-naskah lama, juga kitab-kitab suci, banyak memiliki hiasan yang disebut iluminasi.
