Museum dan Riset Antropologi
\
Disampaikan pada Dibuai #11 (Diskusi Bulanan Antropologi Budaya), Prodi Antropologi Budaya, Fakultas Media dan Budaya, Institut Seni Budaya Indonesia Bandung, 3 September 2021
Intisari
Museum dan Antropologi tumbuh bersama. Pada waktu itu, keduanya digunakan untuk bercerita tentang liyan. Pada perkembangannya, museum-museum menjadi modern dan tetap memerlukan banyak riset agar eksistensinya terjaga.
Kajian antropologi di museum dapat pada posisi sebagai kurator atau tenaga teknis lain, atau sebagai pihak luar yang melihat penampilan atau performance museum. Sebagai kurator, kajian akan terfokus pada objek yang menjadi koleksi, sementara topik-topik seperti representasi umum dilakukan oleh pihak luar termasuk oleh para antropolog, yang menganalisis praktik museum sebagai bahan kajian.