Mati Ketawa Cara Bapak-Bapak
\
“Bahaya, jokes bapak-bapak sudah mulai lucu.”
Satu postingan di X.
Rupanya terdapat genre baru dalam dunia humor, yaitu guyon bapak-bapak alias jokes bapack-bapack.
Entah apa yang membedakan dari guyon yang lain. Beberapa di antara guyon itu rasanya diambil dari guyon ala majalah hai beberapa puluh tahun yang lalu, saat saya masih SMP. Waktu itu ya lucu saja, dianggap sebagai guyon remaja.
Mungkin ya, mungkin, hal ini karena remaja yang dulu guyon itu sudah jadi bapak-bapak.
***
Nah, saat bapak-bapak ini remaja, dahulu terdapat buku yang sangat terkenal, “Mati Ketawa Cara Rusia”, keluaran penerbit ternama, Pustaka Grafitipress. Buku ukuran saku (A5) ini sempat terbit dua jilid, masing-masing dikeluarkan tahun 1986 dan 1987. Kata pengantar ditulis oleh Abdurrahman Wahid. Tentu waktu itu belum menjadi presiden RI.
Kepopuleran buku yang mengkoleksi humor orang Rusia dan orang Yahudi (di Rusia?) tersebut membuat muncul buku mati ketawa yang lain: “Mati Ketawa Cara Dokter”, yang juga terjemahan. Di Indonesia muncul kumpulan serupa yang dibuat oleh, mungkin produser rekaman, Judi Kristianto. Seingat saya buku ini berjudul “Mati Ketawa Cara Artis” di sekitar tahun 1987.
Istilah “mati ketawa” kemudian seakan menjadi jargon. Berbagai buku terbit dengan judul yang membawa frasa ini. Selain itu, muncul dua puluhan buku humor lain, juga majalah humor yang judulnya memang Humor (1990).
***
Berbeda dari hal itu, seorang teman memiliki rumusan sendiri tentang humor bapak-bapak ini. Ia melihat di suatu grup whatsapp bapak-bapak senang bertukar gurauan yang “jorok”, terkait perempuan dan kadang juga seks. “Guyone bapak-bapak di wag,” katanya.
***
Humor selalu menjadi kebutuhan kita. Hidup akan garing tanpa humor, meski banyak pula humor yang garing, khususnya humor bapak-bapak yang rasanya pernah kita dengar tapi lupa sehingga tetap lucu. Atau kita tidak kuasa menolaknya.