Pamer
\
Kaya dan miskin mencuri perhatian di media sosial, alias medsos, belakangan ini. Beberapa waktu yang lalu terdapat fenomena mengemis di medsos, sementara untuk waktu yang lebih lama muncul fenomena yang disebut flexing. Dahulu masalah ini hanya disebut pamer saja di medsos.
Meski paradoksal, keduanya memiliki tujuan yang sama: mendapatkan sesuatu. Mengemis di medsos ditujukan untuk mendapatkan materi berupa uang — layaknya istilah mengemis bermakna secara harafiah — sementara flexing lebih berupaya mendapatkan pujian dan kedudukan. Penggunaan barang-barang mahal menunjukkan tujuan tersebut, bahwa yang bersangkutan memiliki status atau kedudukan yang tinggi.
Zaman medsos masih baru dahulu, banyak teman yang memposting status pendek: @soetta. Maksudnya, lagi di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Berarti secara tidak langsung dia ingin memberitahu bahwa saat itu lagi bepergian, mungkin mau ke luar negeri.
Medsos populer sekarang banyak mengandalkan gambar. Sesuai dengan pameo “gambar bercerita seribu kata”, maka seseorang akan sangat mudah menunjukkan kelebihannya, atau memamerkan berbagai atributnya, termasuk benda-benda mewah, hanya dengan mengunggah gambar dirinya. Tentu dengan penyertaan atribut tertentu seperti benda atau lokasi.
Unggahan ini lantas mendapat sambutan: ia mendapat banyak pengikut di media sosial. Mungkin pengikutnya tidak peduli dengan niat si pengunggah, pengikut hanya menikmati melihat barang-barang mewah, tempat-tempat indah. Selain tentu nikmat, kemewahan dan keindahan itu membuat mereka bercita-cita ingin mendapatkan barang tersebut atau ingin ke tempat indah itu, membuat orang bercita-cita, berharap, dan mungkin bekerja keras untuk mewujudkan.
Bagi pengunggah, hal ini dapat mendatangkan keuntungan finansial juga. Ia dapat mengkapitalisasi follower yang banyak itu untuk misalnya mempromosikan produk tertentu, dan tentunya ia mendapat bayaran dari produsen.
Tentu memperoleh pendapatan yang sah merupakan hak setiap orang. Dalam konteks medsos ini, mereka mendapatkannya dengan meminta atau dengan menggunakan para pengikut sebagai modal.
Di sisi lain, menunjukkan prestasi, kesempatan, kemampuan, juga dapat memberikan motivasi kepada orang lain (dan diri sendiri) untuk berusaha dan bekerja agar mencapai tujuan yang mereka tetapkan. Akan tetapi, cara dan tujuan dalam upaya mempertunjukkan dalam media sosial akan sangat membedakan antara pamer untuk menyatakan status atau untuk memotivasi. [z]